again......built character personality of ners

BAGIAN KETIGA :

ANDA DAN KLIEN ANDA

Hubungan antara Ners – Klien adalah unik, unik dilihat secara sifat dari pribadi masing-masing maupun unik manakala keduanya terlibat proses interaksi. Tanpa keterampilan yang terlatih, proses komunikasi seringkali menjadi sulit diantara keduanya pada pertemuan awal mereka karena pada dasarnya mereka adalah orang asing bagi satu sama lainnya. Dampak penyakit akan menurunkan kemampuan dari fungsional klien serta memunculkan respon yang sangat individual yang ditunjukan berbeda oleh setiap klien. Sementara itu di sisi lainnya Ners dituntut harus mampu merespon dengan tepat setiap kebutuhan perawatan klien sambil terus berjuang menekan egonya sendiri. Perbedaan kepentingan di antara keduanya dapat semakin mempertajam rasa etnosentrisme masing-masing. Etnosentrisme adalah individu yang memandang segala sesuatu berdasarkan keyakinan dari dirinya sendiri dan menempatkannya sebagai pusat segala sesuatu itu, sedangkan hal-hal lainnya diukur dan dinilai berdasarkan rujukan dari kelompoknya sendiri. Akhirnya Ners harus mengenal siapa klien, sifat dan kebutuhan dasarnya agar interaksi diantara keduanya dapat terjalin secara harmonis.

Sifat Klien Anda
Seorang tentara muda yang mengalami cedera tulang belakang karena perasutnya tak mengembang saat latihan terjun pada tahun 1993, masih sangat jelas terlihat oleh saya terbaring di tempat tidurnya dengan selang urine dan cairan infus terpasang yang menambah sulitnya ia untuk bergerak. Kelumpuhan telah membuatnya sangat bergantung kepada orang lain. Cedera telah memaksa dia menjadi seseorang yang tidak percaya diri untuk menikah karena kehilangan ”modal biologis”. Melihat Ners melintas di depan tempat tidurnya, beragam pertanyaan mungkin timbul dan dia tujukan pada dirinya sendiri.....Mungkinkah orang lain peduli pada kesulitan saya ? Mungkinkah Ners mau membantu saya untuk meringankan masalah dalam hidup saya ini ?

Klien adalah manusia biasa yang memiliki pemikiran dan keyakinannya sendiri. Semua unsur dan watak manusia ada pada dirinya. Ia menjadikan dirinya sebagai pusat dari kehidupannya sendiri. Ia memusatkan perhatian pada masalah pribadinya, tanggung jawabnya, keluarga, hobinya dan apapun yang membuatnya merasa nyaman. Mempunyai pekerjaan, pasangan, orang terdekat, dan anak tercinta adalah liku-liku kehidupan yang dapat membuatnya semakin bahagia. Klien tak ada bedanya dengan Ners ketika menempatkan kepentingan keluarga untuk selalu menjadi prioritas dalam setiap upaya yang dilakukannya. Kesamaan lainnya adalah keduanya pun memiliki tanggung jawab terhadap keluarga serta mencintai dan dicintai oleh pasangan dan anaknya masing-masing. Harapan manusiawi mereka pun tak jauh berbeda yaitu memimpikan kehidupan yang lebih baik seperti rumah, sandang, dan pangan yang cukup.

Kebutuhan akan pujian, penghargaan dan pengakuan adalah hal lainnya yang menjadi persamaan keinginan di antara Ners dan klien. Pengakuan atas diri kita oleh orang lain membuat kita nyaman karena kita merasa sangat dihargai dan dibutuhkan. Apapun akan rela dikorbankan tanpa perlu berpikir lama jika kita tahu itu dilakukan untuk orang yang kita cintai dengan tujuan agar kehadiran kita dirasakannya. Rasa lelah hilang sekejap ketika dia mengatakan, ”sungguh saya tak dapat hidup tanpamu !” Yang sedang jatuh cinta pasti paham betul apa yang saya maksud. Ners mungkin merasa telah membantu kliennya, namun demikian penghargaan dan pujian tidak akan mungkin didapatkannya jika klien dapat membaca ketidaktulusan bantuan yang diberikan oleh Ners. Ketulusan bantuan anda terhadap klien tak dapat dilakukan dengan berpura-pura karena mereka akan mudah mengenalinya melalui ekpresi wajah anda, cara bicara, cara menyentuh, cara anda mendekatinya bahkan hal kecil yang anda lakukan meski tanpa anda sadari.

Sifat manusiawi dan kebutuhan batiniyah klien seperti uraian di alinea sebelumnya, juga tetap berlaku dalam situasi ketika klien sakit atau dirawat di unit pelayanan kesehatan. Hanya saja sifat tersebut ditambah dengan munculnya kebutuhan baru akibat kemunduran kemampuan fisik oleh sebab penyakit. Kegagalan klien beradaptasi menyebabkan klien kehilangan kemampuan mengontrol dirinya sendiri sehingga klien jatuh dalam perasaan tak berdaya dan tak berguna. Ketergantungan klien pada orang lain membuatnya merasa bersalah karena merasa hanya merepotkan orang lain. Perasaan inilah yang menjadi pembeda besar yang membentuk cara berperilaku di antara klien dan Ners. Sedangkan di lain fihak Ners lebih diuntungkan karena Ners mempunyai kebebasan lebih dalam bersikap dan iapun terbebas dari rasa sakit. Akibat posisi tawar yang kurang kuat itu menyebabkan klien terpaksa hanya bisa pasrah meskipun mendapatkan perlakuan yang menyakitkan dari petugas kesehatan. Anda bisa bayangkan......bagaimana nyamannya perasaan klien jika Ners mampu menjaga harga diri mereka. Atau sebaliknya mungkin lebih mudah membayangkan hancurnya perasaan klien jika anda menunjukan kepada mereka bahwa anda benar-benar merasa terbebani oleh pekerjaan untuk membantu dia.

Klien sangat memahami dengan detail seluk beluk setiap bagian tubuhnya. Sehingga sebaiknya data objektif yang diukur Ners melalui pemeriksaan fisik harus selalu divalidasi dengan keluhan subyektif klien. Klien dengan bahasanya sendiri dapat secara mudah menunjukan dimana lokasi dan memberikan gambaran nyeri yang dialami mereka secara tepat. Klien dapat menjadi sangat marah manakala mengetahui organ tubuhnya diperlakukan tidak senonoh oleh orang lain. Hati kecilnya mungkin menjerit ketika bagian yang sangat personal disentuh Ners meskipun itu dilakukan demi satu prosedur pengobatan. Saya yakin jika memiliki pilihan lain, jelas klien akan menolaknya. Cara Ners menangani tubuh klien dapat memberikan rasa nyaman atau ketidaknyamanan bagi klien, dan ini bukan situasi yang dapat dipilih oleh klien.

Klien mencari bantuan kesehatan dengan membawa kebiasaan-kebiasaannya. Lingkungan, suasana dan orang lain di ruang perawatan rumah sakit memaksanya untuk merubah kebiasaan harian bertahun-tahun yang dia lakukan di rumah. Ia tidak akan mudah menerima Ners yang bersemangat untuk membantunya namun dirasakan sebagai ancaman bagi integritas egonya. Saya atau anda mungkin pernah bersitegang dengan klien atau keluarga, karena membatasi jumlah penunggu orang sakit. Memang menjadi pemandangan lumrah yang mengganggu mata ketika para keluarga menggelar tikar di bawah ranjang, selasar bahkan koridor rumah sakit-rumah sakit negeri milik pemerintah. Sungguh situasi yang ambigu dan sepertinya pendekatan melalui ”transcultural Nursing” dapat dijadikan dasar sebagai alternatif solusi permasalahan tersebut oleh fihak manajemen.

Pada fase awal pertemuan klien dengan tempat layanan kesehatan, biasanya klien tidak mampu mengkomunikasikan kebutuhannya secara verbal. Namun demikian secara non verbal akan terlihat sebagai ekspresi kecemasan yang bisa timbul akibat ketidakpastian masa depan sehubungan dengan terjadinya perubahan status kesehatan. Kebutuhan yang tidak terpenuhi, selanjutnya akan berubah menjadi sebuah stresor yang cukup berat sehingga klien dapat mengalami kebingungan dan depresi. Hanya sedikit Ners yang memiliki kepekaan tinggi yang mampu mengenal dan menanggapi keluhan klien secara dingin dan objektif. Atau mungkin juga sebaliknya klien dapat semakin merasa terabaikan akibat egoisme Ners yang selalu merasa tugas rutinnya sangat mendesak dan harus segera dituntaskan. Para Ners itu menjadi mudah tersinggung karena merasa klien tidak memahami kesulitannya itu. Di sisi lainnya klien juga merasa kurang senang jika Ners dinilainya tidak mau mengerti dan cenderung mengabaikan keluhan klien. Dalam situasi ini tentunya kedua belah fihak harus menentukan sikap dengan berperilaku yang tepat agar dapat menjembatani perbedaan harapan diantara mereka. Akhirnya rasa saling peduli jualah yang akan mampu menjadi alat untuk menjalankan peran dan fungsi profesional Ners.



Semua Terwujud Karena Klien
Seseorang bergabung dengan profesi Ners karena berbagai alasan. Setiap perawat yang baru ”jadi” biasanya berharap gaji besar, karir yang menanjak dan jelas. Sedangkan motivasi mencari kepuasan kerja cenderung dilakukan oleh para Ners yang sudah pernah pindah kerja berkali-kali. Ini dapat menjadi ironis jika harapan besar itu ternyata tidak terwujud dan berakhir dengan kekecewaan. Salah satunya karena tak mungkin bukan sebuah manajemen mampu memenuhi kebutuhan setiap individu karyawannya ? Akhirnya jika harapan tak tercapai, Ners merasa kecewa dan selalu merasa dalam posisi ”korban” sehingga berujung pada munculnya sikap non profesional yaitu tanpa ada perasaan berdosa selalu menelantarkan klien.

Harus anda sadari bahwa klien anda bisa menghancurkan anda sendiri atau sebaliknya dia juga mampu membangun anda. Saya menggambarkannya seperti pengusaha warung makan yang berjajar di sebuah jalan utama kota. Mereka saling bersaing dan bekerja keras mendapatkan calon pembeli. Semua penjual menawarkan ayam bakar ....tetapi mereka yang memiliki ciri khas konsep dan cita rasalah yang berhasil dan mampu bertahan. Selepas turunan tajam di daerah Nagreg Bandung menuju Tasikmalaya, silahkan anda mampir ke Resto Pak Asep Strawberry untuk merasakan sensasi makan di saung eksotik. Rahasia bisnis yang selalu sama mereka katakan adalah tetap jaga kualitas, jaga pelayanan serta jaga hubungan dengan pembeli. Starbuck Coffee mengaplikasikan dengan baik paradigma bisnis mereka dalam bekerja bahwa mereka bukanlah berbisnis kopi yang melayani orang tetapi berbisnis orang yang melayani kopi. Prinsip ”pelayanan” dijadikan pondasi utama bagi pengembangan ribuan gerai kopi tersebut di lebih dari 50 negara. Jika ribuan pelanggan yang puas datang lagi dengan teman-temannya, maka tentunya ini akan memberi keuntungan besar bagi perusahaan. Hukum jual beli ini juga berlaku sama di dunia industri keperawatan.

Kesalahan terbesar yang sering dilakukan kebanyakan orang adalah kita berpikir bahwa kita bekerja untuk orang lain. Faktanya Ners memang bekerja melayani individu yang sakit dan akhirnya mendapat gaji atas apa yang telah dilakukannya. Tetapi jika direnungkan kembali, apa yang anda dapatkan hari ini adalah buah perbuatan yang telah anda lakukan dahulu. Maksudnya jika dulu anda menanam jeruk maka hari ini tidak akan memanen cabai. Anda akan mendapatkan gaji tinggi yang hanya mungkin terjadi jika manajemen rumah sakit memperoleh keuntungan dari membanjirnya pasien atas pelayanan yang telah anda kerjakan. Sebaliknya mungkin anda adalah orang pertama yang dipikirkan pimpinan anda untuk dipecat karena hasil kerja anda yang tidak memuaskan manajemen.
Semua klien ingin memperoleh kepuasan dalam pelayanan dan peran sakit yang sedang mereka jalani. Klien mencari bantuan kesehatan dengan cara membayar menggunakan harta mereka sendiri. Tetapi mereka bukanlah aset rumah sakit dan mereka pun tak bisa dimiliki. Mereka hanya bisa diraih dengan bukti pelayanan terbaik dari rumah sakit, karena mereka akan memilih rumah sakit yang menurut penilaian mereka adalah baik dan berkualitas. Mereka tidak mau rugi dengan membelanjakan uangnya bagi sesuatu yang tidak memberikan kepuasan. Mengabaikan keluhannya akan memberikan pengalaman mendalam yang tidak menyenangkan bagi klien....ujungnya klien tak mau datang lagi ke tempat kita. Jika anda bergaji kecil atau terkena program perampingan oleh manajemen rumah sakit, jangan tersinggung jika saya sebut itu akibat dosa anda terhadap klien anda.

Update jadwal pelatihan BTCLS

Salam hangat buat rekan sejawat, selamat menunaikan ibadah puasa 1431 H
Kembali NECF/YKPP akan menyelenggarakan pelatihan Basic Trauma n Cardiac Life Support (BTCLS)di Resort Prima Selabintana Sukabumi tanggal 5 Okt - 9 Oktober 2010. Biaya Rp. 1.500.000 untuk akomodasi paket pelatihan, buku/modul, makan 1 X n snack 2 x/harinya. Lama BTCLS 5 (lima ) hari mulai pukul 08.00-16.00. Pendaftaran terakhir tanggal 30 September 2010. Segera dftarkan diri rekan sejawat karena tempat terbatas. Kuota telah terisi 20 kursi dari 35 kursi. Trims. Jayalah perawat Indonesia!
BAGIAN KEDUA

NERS DALAM HIDUP DAN PEKERJAAN


Pernahkah anda mengalami ketidakselarasan perasaan antara kehidupan menjalani aktivitas sebagai ners dengan kehidupan pribadi anda ? Atau seberapa sering anda merasakan ketidaksesuaian antara pemenuhan kepuasan pribadi dengan tuntutan pekerjaan anda sebagai ners ? Mengapa anda menjalani pekerjaan ini ? Apakah di tempat anda bekerja anda merasa kebingungan ?

Tetapkan Tujuan Raksasa Anda
Sebut saja Mei, alumni dari institusi pendidikan tempat saya bekerja yang memilih berkarir sebagai pramugari selepas wisudanya. Atau Nuri yang alih haluan menjadi pegawai bank swasta dengan gaji yang lebih menjanjikan dibanding menjadi seorang ners. Saya menyakini kekagetan mereka dulu ketika menjalani praktek sebagai mahasiswa keperawatan. Teori keperawatan yang begitu indah diperkenalkan di ruang kelas, ternyata dirasakan mereka sangat jauh berbeda dalam prakteknya. Model peran dari para senior mereka memperkuat stereotif negatif tentang fungsi keperawatan yang bertahun-tahun dipertahankan layaknya sebuah tradisi. Sementara itu asuhan keperawatan dipandang begitu sederhana karena hanya melihat contoh aktivitas harian rutin Ners ketika memandikan, membereskan tempat tidur atau membantu klien buang hajat.

Akhir September 2008 seorang teman karib menelepon dari Kabupaten Subang Jawa Barat khusus untuk memberi kabar bahwa ia saat ini telah menduduki jabatan di pemerintahan daerah setempat. Tiga tahun semasa kuliah bersama pada program D III Keperawatan dan selama 3 tahun pada program S1 keperawatan di Bandung mengingatkan saya akan sosok sahabat yang cerdas dan berani. Saya hanya mampu mengucapkan selamat karena dia telah mengambil keputusan yang terbaik untuk mengakhiri konflik peran yang mungkin selama ini dia hadapi. Disadari atau tidak, kesenjangan antara harapan dan cita-cita hidup dengan kenyataan yang terjadi menyebabkan profesi ners ini lambat laun akan ditinggalkan oleh pemiliknya.

Saya mencoba mengkaitkan pengalaman pribadi saya saat tahun 1991 memutuskan untuk menuntut ilmu di bidang keperawatan. Terdapat kesamaan perasaan dengan lebih dari 60 % para mahasiswa yang pernah saya bimbing yang menyatakan sama sekali tidak memiliki informasi apa itu profesi ners saat memilihnya untuk berkarir. Dorongan keluarga, orang terdekat atau kesuksesan anak tetangga yang melakukan praktek pengobatan di daerah perifer menjadi dasar motivasi yang sangat kuat bagi mereka. Saya pribadi membutuhkan waktu dan melalui pemikiran yang mendalam sebelum akhirnya saya menerima peran sebagai ners. Pendidikan tingkat magister yang telah saya capai sekarang sangat memudahkan dalam membantu saya melewati proses internalisasi peran tersebut. Namun demikian tingkat pendidikan bukanlah satu-satunya bantuan dalam memperoleh kesadaran peran. Butuh perenungan secara personal untuk mencapainya.

Kehidupan hari ini merupakan hidup yang telah anda putuskan. Andalah yang menentukan takdir hidup anda sendiri. Dengan kata lain andalah yang memilih dan menciptakan kehidupan anda. Setengah bercanda kang Cecep senior saya di Akademi Keperawatan berkata bahwa sesuai garis kehidupannya, seorang Ners di Indonesia akan mampu memiliki mobil setelah lewat usia 30 tahun. Setelah 13 tahun menjadi Ners, garis hidup itu benar-benar terwujud. Saya memiliki mobil Corolla DX tahun 1981 pada usia 33 tahun. Berita baiknya, sampai hari ini saya telah berhasil mempertahankan kehidupan saya sebagai seorang Ners meskipun saya belum sukses menciptakannya.

Terdapat 2 pengertian yang sangat berbeda makna antara mempertahankan kehidupan dan menciptakan kehidupan. Mempertahankan hidup menurut saya adalah tugas mendasar manusia berupa perjuangan untuk meneruskan kehidupan secara biologis semata. Uang dan kekayaan menjadi target utama dan dijadikan alat untuk mewujudkan keinginan-keinginan duniawi. Continuance commitment dijadikan dasar oleh Ners untuk sekedar “memperpanjang” karirnya karena tidak mempunyai pilihan pekerjaan lain. Seorang Ners dapat terjebak lama dalam situasi ini akibat kegamangan tujuan hidup yang akhirnya berujung pada mengabaikan hakikat kehidupan itu sendiri.

Menciptakan kehidupan bermakna lebih luas karena memandang hidup bukan sekedar kebutuhan biologis semata. Ada tujuan hidup yang dibuat dan harus diwujudkan yaitu kesuksesan. Sukses berarti tercapainya setiap tujuan dan harapan dari setiap fase perjalanan hidup yang hanya sementara ini. Pada tingkatan ini, motivasi seorang Ners untuk bekerja didasari atas Afektif commitment yaitu hasrat dan kesungguhan hati untuk berkontribusi sesuai tujuan dan idealisme profesi Ners dalam membantu kliennya. Pekerjaan sebagai Ners dilakukan dengan penghayatan atas dasar pemahaman yang mendalam tentang profesi ini.

Kesuksesan dalam hidup secara hakiki terjadi bilamana kehadiran kita membawa manfaat bagi orang lain di sekitar kita. Keberadaan kita janganlah menjadi sumber masalah bagi orang lain. Dalam keyakinan religius saya, dikenal 3 kebaikan dengan pahala yang tidak berhenti mengalir sampai liang kubur yaitu anak shaleh yang mendoakan orang tuanya, sedekah dan ilmu yang bermanfaat. Profesi Guru selalu disebut dekat dengan surga karena mereka mengajarkan ilmu yang berguna bagi orang lain sepanjang hidupnya. Saya menyakini bukan hanya guru, profesi lain termasuk Ners juga pasti memiliki jalan untuk mencapai tujuan hidup tersebut. Di sini yang menjadi inti bahasan bukanlah jenis profesinya tetapi individu yang memerankan profesi itu. Teori para pakar keperawatan bermuara pada kesimpulan yang selalu sama bahwa ilmu keperawatan merupakan Ilmu aplikasi yang berfokus kepada “ menolong orang lain”. Orang lain yang sedang sakit dan tidak mampu berfungsi jelas berada dalam situasi ketergantungan yang tinggi kepada lingkungan di sekitarnya. Historis lahirnya profesi keperawatan menunjukan bahwa profesi ini ada untuk merespon mereka yang sakit yang butuh uluran pertolongan anda. Membantu meringankan penderitaan orang lain sangatlah mungkin berbuah pahala jika Ners iklas melakukannya. Anda tak berharap pujian atau penghargaan atas apa yang anda lakukan, karena anda yakin ada pahala besar menanti dari Sang Khalik.

Temukan Panggilan Hidup Anda

Temukan sesuatu yang benar-benar dirasakan penting dan menyenangkan bagi anda dalam hidup ini. Dokter spesialis saraf kolega saya Mr. Ridwan menyatakan bahwa dirinya sangat menikmati saat-saat mengajar meskipun saya tahu, penghargaan yang kami berikan bagi beliau belumlah pantas. ”Gak apa, saya hoby mengajar....jangan pikirkan itu”. Begitu juga yang dikatakan oleh Mr. Yusa seorang dokter spesialis THT. Semoga segala ilmu yang telah anda berikan dapat berguna dan menjadi teladan bagi kita semua ! Yang jadi pertanyaan, apakah saya dan beliau-beliau itu menikmati saat-saat mengajarnya ataukah karena merasa puas melihat respek dari mahasiswanya ? Bagi saya sendiri saya merasa sangat berharga manakala mahasiswa mengatakan bahwa cara mengajar saya memudahkan mereka dalam belajar......andai mereka juga tahu, hati pengajar itu juga mengharu biru turut bangga melihat baju toga yang mereka pakai saat wisuda......

Kepuasan yang didapat setiap individu dari profesinya berbeda-beda. Menjalani peran sebagai Ners memiliki kepuasan yang unik. Sebuah perasaan puas yang diperoleh karena berhasil mengetahui begitu berharganya diri kita bagi orang lain. Kepuasan yang sangat dekat dengan perasaan menyenangkan. Kepuasan saat melihat orang lain berbahagia ketika orang yang dikasihinya mendapatkan perlakuan yang baik dari Ners. Puas menyaksikan keceriaan klien yang tidak jadi diamputasi karena ketekunan Ners merawat luka gangrennya. Suatu perasaan alamiah yang muncul bukan karena dibuat-buat. Perasaan berharga yang akan selalu menghampiri anda setiap saat setiap anda bekerja. Memberi itu selalu lebih baik karena tangan kita selalu di atas..... Yakinlah bahwa yang anda lakukan adalah sebuah kebaikan. Dalil umumnya..... berusahalah untuk selalu meringankan penderitaan klien anda, lalu temukan dan rasakan kepuasan yang akan membuat anda merasa benar-benar hidup.

Dalam hidup dan pekerjaan, setiap orang terus menerus mencari tempat yang cocok untuknya. Tapi di dunia ini tidak ada organisasi yang cocok untuk semua orang. Jika anda tidak bisa bekerja dengan memakai baju putih karena tidak sesuai impian anda, atau jika anda hanya bekerja demi pekerjaan itu sendiri bukan karena klien.......anda benar-benar tidak berada di tempat yang tepat. Sebaiknya anda harus mulai berpikir untuk beralih pekerjaan, dan anda memiliki banyak pilihan profesi untuk menggantinya. Mengganti karir atau merubah sikap anda kepada klien dapat anda lakukan kapan saja anda mau. Tetapi belum menemukan tempat yang cocok bagi anda, itu berarti sama dengan bahwa anda belum mengenal siapa sebenarnya diri anda. Menemukan dan mengenal diri sendiri selamanya tetap akan menjadi hutang yang harus dibayar meskipun berulang kali anda berganti profesi !! Kesimpulannya adalah Jika anda membenci apa yang anda lakukan hari ini, itu berarti anda membenci diri anda sendiri. Jika anda mencintai pekerjaan anda maka itu sama dengan mencintai diri sendiri.

Jika anda merasa kesulitan menemukan apa yang penting bagi anda dalam hidup ini, carilah bantuan bagi diri anda. Anda membutuhkan orang lain untuk berdiskusi dalam memahami diri anda sendiri. Meminta istri untuk membantu memilih dasi yang cocok untuk baju anda bukan sesuatu yang memalukan bukan ? Orang yang diharapkan mampu memberikan masukan yang tepat bagi kita tentulah seseorang yang sangat dekat yang telah mengenal kita dan bukan orang asing. Jangankan mengatasi masalah kita, masukan yang didapatkan dari orang asing malah bisa jadi lebih menjauhkan kita dari tujuan sebenarnya. Maka kembangkanlah budaya di tempat anda agar masalah Ners selalu dikonsultasikan dengan sesama Ners, bukan malah menyerahkan nasib kita pada profesi lain yang jelas-jelas tak memahami Ners. So.....mengenal siapa diri anda akan membantu anda untuk menemukan apa yang anda cari dalam hidup dan pekerjaan anda.

Kenali Warna Putih Baju Anda

Sekejap rasa lelah akibat perjalanan jauh Sukabumi ke Jampang Kulon, daerah selatan Kabupaten Sukabumi hilang seketika saat saya diperkenalkan pada sosok-sosok pejuang profesi di sini. Terharu dan bangga mengetahui hampir 80 % Puskesmas di wilayah ini telah dikepalai seorang Ners. Setidaknya hal ini menunjukan bahwa kawan-kawan Ners telah menunjukan kemampuan kepemimpinan yang mumpuni. Mengomentari sedikit kekurangan yang terlihat (karena sebagian besar kawan-kawan Ners di sana keluar jalur menempuh sarjana Non keperawatan) rekan Ners, Pak Gatot berkata dengan tegas, ”Sejauh manapun saudara meninggalkan profesi ini, janganlah saudara ingkari kalau selama ini saudara hidup dari profesi Ners !!” .....tetapi bagaimanapun saya tetap merasa bangga karena yang terpenting kawan-kawan di sana tetap tak kehilangan jiwa Ners. Semoga baju kita tetap sama.

Baju yang kita pakai mempunyai banyak fungsi, diantaranya yaitu sebagai pelindung, estetika dan bahkan bisa menjadi ciri kemajuan sebuah peradaban. Namun demikian baju tetaplah hanya selembar kain yang berbahan dasar sama dengan baju-baju lainnya. Anehnya 2 buah baju dengan bahan sama dan dipakai oleh 2 orang yang berbeda akan memberikan hasil penampilan yang tidak sama. Kaos oblong murahan yang saya pakai, pastinya akan lebih keren jika dipakai oleh Tom Cruise. Jelas bahwa di sini bukan baju yang menjadi pembeda tapi oranglah yang membuatnya menjadi tidak sama.

Baju seragam Ners dengan warna asli putih, sekarang tidak lagi menjadi warna fanatik bagi rekan-rekan Ners di rumah sakit. Warna pink, hijau, dan biru merupakan warna alternatif yang sering dipilih dengan harapan dapat menciptakan kesan baru yang berbeda. Ironisnya mengganti pembungkus luar penampilan belum sepenuhnya mampu menghilangkan predikat judes yang kadung melekat pada pemakainya. Sekali lagi saya tekankan......warna di bawah kulit andalah yang sesungguhnya akan menjadi sebuah pembeda yang sangat hebat. ”attitude is a little thing but it make a big different”...perilaku adalah sesuatu yang kecil namun dapat menciptakan perbedaan yang besar.

Karakter profesi Ners sesungguhnya terwakili secara utuh oleh sifat si putih. Putih adalah perlambang kesucian, kemuliaan dan keikhlasan tetapi di balik itu terdapat potensi kekuatan dahsyat yang tersamar. Bayi yang baru dilahirkan dianalogikan laksana kertas putih kosong tanpa catatan dosa. Hati yang seputih kapas digambarkan sebagai bersihnya hasrat si empunya. Tulang sebagai organ terkeras dalam tubuh kita juga berwarna putih. Harapan supaya sifat-sifat si putih mengalir di setiap denyut nadi Ners dimanifestasikan dengan mengharuskan setiap Ners berseragam putih saat bekerja. Keseragaman karakter inilah yang menjadi tujuan akhirnya yaitu agar setiap Ners memiliki ketulusan saat merawat klien. Dengan seragam putih, setiap Ners diingatkan untuk memainkan peran yang selalu sama yaitu secara hakikat selalu bertujuan meringankan penderitaan kliennya.

”Observasi tanda vital, kaji perasaan klien terhadap penyakit, batasi jumlah pengunjung atau atur posisi tidur klien jika sesak.......akh intervensi keperawatan itu tidak menjual !” Demikian gumam pelan mahasiswa yang bahkan nyaris tak terdengar oleh saya ketika mereka melakukan konsultasi laporan kasus. Namun dibalik kegiatan yang seperti tak berguna itu, anda akan menemukan fakta bahwa klien anda tidak akan pulih tanpa bantuan anda. Jika anda membiarkan klien dengan luka bakar terbaring tanpa dibantu latihan mobilisasi, maka mereka akan pulang dengan kontraktur sendi. Bila anda tidak mengawasi jumlah cairan yang masuk pada klien dengan diare berat maka bisa dipastikan resiko gagal ginjal semakin dekat akan terjadi. Bahkan anda pun bisa mencegah remaja yang berniat bunuh diri pasca pengangkatan payudara hanya dengan menempatkan diri anda sebagai teman bicaranya.

Ners bukanlah seorang selebritis atau tokoh masyarakat terkenal. Anda tidak akan menemukan fakta apapun tentang Ners di koran atau majalah karena ia belum mempunyai prestasi membanggakan bagi ”orang banyak”. Namun 5 hari dalam seminggu dengan intervensi yang sederhana Ners dapat menciptakan perbedaan besar bagi orang lain yang sakit yang dibantunya. Bantuan Ners terhadap cepatnya kesembuhan abang becak sakit yang tak mampu bekerja selama menjalani masa perawatan, telah membantu membebaskan anak dan istrinya yang kelaparan di rumah. Satu senyuman Ners adalah seribu obat bagi klien yang merasa asing saat pertama kali datang ke rumah sakit. Sentuhan tangannya mampu meredakan kecemasan klien yang sedang tegang sendirian menghadapi pembiusan sebelum pembedahan. Ners hanya melakukan hal-hal kecil yang terlihat sepele tetapi dapat memberikan kenyamanan bagi klien, seperti membuang urine, mengganti sprei atau sekedar menemani berbincang-bincang.

Baju putih selayaknya dapat membantu Ners dalam menemukan dan mengenal jati dirinya. Kejelasan dan kejujuran dalam mengenal dan mengakui siapa diri Ners, akan mengarahkan kemana langkah yang harus dituju dan bagaimana cara mencapainya. Saat Ners menyadari nilai, maksud dan sasaran yang akan dicapai, Ners akan menemukan energi dan semangat untuk melakukan hal-hal hebat serta memandang segala sesuatu sebagai hal yang penting bagi hidup. Melayani klien akan menjadi sebuah rutinitas menyenangkan dan memberikan kepuasan secara pribadi karena Ners merasa menjadi seseorang yang dirasakan penting oleh orang lain.

Peran Yang Sama Untuk Orang Yang berbeda

Di satu waktu saya berdiskusi alot ketika mengomentari pertanyaan mahasiswa mengenai luasnya bidang garap Ners. Mahasiswa tersebut mengemukakan kecemasannya manakala melihat penomena beberapa bidang garap Ners mulai merasa diambil alih dengan kemunculan profesi baru. Rohani Islam (Rohis) pada awal tahun 2000 mulai dikenal di Jawa Barat untuk memberikan layanan spiritual bagi klien di rumah sakit pemerintah daerah. Atau cerita banyaknya rumah sakit swasta di Jakarta yang mulai menggunakan tenaga salon kecantikan untuk mengeramasi rambut pasien yang dirawat rumah sakit. Ucapan yang sungguh memilukan hati saya, saat mendengar mereka mengemukakan pendapat bahwa itu terjadi karena terlalu luasnya bidang garap Ners. Yang dimaksud luas oleh mereka adalah rumitnya kebutuhan biopsikososiospiritual klien. Perlu jawaban yang sangat arif untuk memuaskan mereka. Dan pemikiran saya berujung pada satu kesimpulan bahwa bahasan tentang konsep dasar keperawatan harus lebih diperkuat.

Kebingungan peran yang seharusnya dijalani sebagai seorang Ners juga banyak dialami rekan kita. Tugas utama Ners dalam membantu menangani respon klien akibat perubahan status kesehatan klien, terasa begitu sulit dilakukan karena manifestasi respon itu sendiri sangat tidak mudah untuk dipastikan dan seringkali tak terduga. Situasi dunia kerjapun telah menempatkan Ners dalam posisi dengan tuntutan multi peran. Bentuk institusi kesehatan dengan berbagai jenis layanannya masing-masing juga memiliki karakteristik khusus sehingga menuntut peran Ners yang berbeda pula. Peran Ners di situasi gawat darurat dengan ancaman jiwa berbeda dengan peran Ners di ruang pembedahan atau poliklinik rawat jalan. Sangat ironis menyaksikan rekan Ners di Puskesmas disibukkan dengan administrasi program rutin dan terlibat tugas di luar kompetensinya. Di sini kebingungan peran sebagai seorang Community Ners terlihat sangat nyata sehingga merekapun kesulitan dalam memberikan usulan agar terjadi perubahan pola kerja. Prakarsa guru saya, Ibu Suharyati Samba dengan Nursing Center-nya, perlu kita dukung untuk memberikan contoh model praktek keperawatan di Puskesmas.

Kenyataan yang harus benar-benar saya dan anda terima adalah bahwa tidak ada pekerjaan yang diciptakan untuk kita. Maksud saya tidak ada satu jenis pekerjaanpun yang pada awalnya dibuat untuk menyesuaikan dengan diri kita. Pada proses perekrutan karyawan baru, sebuah posisi kerja mensyaratkan karakteristik sifat individu calon karyawan bukan sebaliknya. Kaitannya dengan anda adalah bahwa pekerjaan sebagai Ners meminta anda memainkan peran sebagai seorang Ners. Konsekwensinya anda harus selalu menempatkan diri anda sebagai seseorang yang harus selalu siap membantu klien. Penomena dalam keperawatan yang menjadi core kepedulian Ners yaitu Kebutuhan Dasar Manusia (KDM) harus tetap dijadikan pondasi dalam melakukan praktek pelayanan keperawatan di manapun ia bekerja.

Trend terkini dalam dunia praktek keperawatan Indonesia memperlihatkan lahirnya perhimpunan-perhimpunan Ners yang mengindikasikan bahwa spesialisasi bidang garaplah yang dapat membuat profesi ini lebih eksis. Sebagai contoh tengoklah begitu indahnya kolaborasi ketika rekan Ners di RS Hasan Sadikin Bandung diminta pendapatnya oleh dokter bedah dalam menentukan letak stoma di abdomen. Atau rekan Ners di RS Cikini Jakarta dengan pelayanan Continuous Ambulatory Peritonial Dialysis-nya (CAPD). Di sini pengakuan klien terhadap kompetensi Ners telah mengantarkan Ners memiliki kemandirian peran. Namun demikian sadarilah bahwa esensi layanan keperawatan tetap akan selalu sama meskipun lingkungan kerjanya beragam dan berbeda. Objek materinya adalah manusia yang terganggu fungsinya akibat masalah kesehatan sedangkan objek forma-nya adalah berupa kegiatan Ners untuk membantu pencapaian klien ke arah status kesehatan yang setinggi-tingginya.


Kewajiban Melawan Kesempatan

Bagaimana cara anda menjalani kehidupan ini dengan bekerja sebagai Ners ? Sebuah pekerjaan yang nota bene menuntut anda untuk selalu memperhatikan terpenuhinya kebutuhan klien anda. Pekerjaan yang meminta anda untuk tetap berupaya memperhatikan kepentingan klien anda. Apakah hal itu anda anggap sebagai suatu kewajiban ataukah sebuah kesempatan ? Cara pandang anda terhadap pekerjaan dan kehidupan saat menjalaninya akan menentukan bentuk sikap anda dalam memperlakukan orang lain saat berinteraksi.

Mereka yang memandang setiap pekerjaan sebagai satu kewajiban, akan selalu ingin segera menyelesaikannya tanpa mempedulikan hasil akhirnya. Perasaan khawatir dan tertekan di tempat kerja, cenderung akan sering dialami karena tahu konsekwensi yang akan dihadapi jika kewajiban tersebut tidak dilaksanakan. Tugas dan tanggung jawab terasa sebagai suatu beban semata tanpa kenyamanan sedikitpun ketika kita melakukannya. Sungguh sebuah kewajiban yang menjajah....karena kita diharuskan selalu melakukannya, baik saat kita mau maupun tidak mau. Dan sesungguhnya perasaan terpaksa ini tidak akan pernah berdampak baik bagi tercapainya kepuasan kerja.

Di lain fihak, mereka yang memandang setiap hembusan napasnya sebagai suatu kesempatan akan memanfaatkan setiap momen hidupnya untuk selalu belajar dan memperbaiki diri serta membangun hubungan antar sesama yang lebih baik lagi. Mereka mengerjakan sesuatu karena mereka mau dan bukan karena merasa wajib atau terpaksa melakukannya. Tugas dan tanggung jawab dilaksanakan dengan rasa nyaman karena tidak merasa terbebani. Mungkinkah Anda salah satu Ners yang merasa terbebani untuk selalu tersenyum saat bekerja ?

Para pengacara muda yang baru berkarir sangat paham sekali bagaimana ”memanfaatkan” kasus yang menyita perhatian publik untuk mengangkat nilai jual mereka. Secara gratisan mereka bersedia membela kasus itu karena tahu banyak pasang mata yang menonton layar TV sehingga hal itu mereka jadikan kesempatan untuk memperkenalkan diri mereka kepada masyarakat. Mereka tidak merasa terbebani menyelesaikan setiap kasus-kasus hukum itu yang secara finansial mungkin minimal, namun mereka cerdik memanfaatkannya sebagai sebuah kesempatan untuk mengasah dan membentuk citra diri di hadapan para calon klien berikutnya. Hendaknya andapun dapat meniru strategi itu dalam memanfaatkan setiap kesempatan yang anda miliki.

Sebagai seorang Ners, anda dapat memanfaatkan setiap momen yang terjadi saat anda berinteraksi dengan klien atau dengan rekan sejawat untuk membuat pribadi anda lebih berkualitas. Jangan sesali nasib manakala anda diomeli keluarga klien yang cemas karena kurangnya pemahaman mereka tentang penyakit keluarganya. Hadapi dengan tenang maka anda akan belajar bagaimana menjadi seseorang yang penyabar. Jangan ragu bersikap responsif terhadap setiap keluhan klien, maka anda akan terbiasa menjadi peduli. Akhirnya anda para bujangan akan menjadi single man yang mudah dicintai oleh banyak wanita karena tingginya kesabaran dan kepedulian anda....sebuah keberuntungan yang didapat sambil lalu ataukah buah kebaikan dari perilaku anda sendiri ?

Sebenarnya kalau anda jeli, anda dapat memanfaatkan setiap kesempatan bersama klien untuk membantu anda supaya menjadi pribadi yang semakin berkualitas setiap harinya. Melihat penderitaan klien selama sakit atau bahkan menjelang kematiannya, seharusnya membuat Ners belajar untuk lebih mensyukuri dan menghargai hidup ini. Semakin sering kita mendampingi klien yang sakaratul maut di rumah sakit, akhirnya menjadikan kita sadar bahwa setiap manusia di dunia ini akan meninggal. Belajar dari banyak peristiwa kematian akan mengantarkan kita pada pemahaman tentang apa yang seharusnya dilakukan dengan kehidupan yang sedang kita jalani sekarang.

Ners Melissa telah 15 tahun menjadi perawat di ruang rawat bedah kelas III. Menurut pengalamannya pasien di ruangan itu sangat rewel dan manja sehingga dia memutuskan untuk tidak terlalu baik terhadap pasien. Dulu para Ners senior juga sering berpesan agar jangan mau dijajah oleh klien dengan tidak terlalu memenuhi setiap keinginan klien, karena jika satu permintaan dipenuhi maka permintaan-permintaan berikutnya akan muncul. Setiap hari Ners Melissa merasa dipusingkan dengan kewajiban membuat laporan tertulis tentang seluruh aktivitas harian yang menjadi kewajibannya. Semua pasien dirasakannya sangat menyebalkan karena dianggap tidak mengerti kesulitannya itu dengan memijit bel berulangkali. Pada hari-hari berikutnya ruang perawatan sepi dari bunyi bel karena pasien merasa takut diomeli jika membunyikannya. Klien lebih memilih diam dan meminta bantuan perawatan pada keluarganya. Lain waktu Ners Melissa merasa sangat tidak nyaman saat berbicara dengan keluarga klien yang selalu berkata dengan nada tinggi kepadanya. Ners Melissa juga merasa tersinggung ketika mengetahui keluarga klien itu tidak menegurnya saat berpapasan di super market. Merawat klien dengan baik menurutnya tak sepadan dengan timbal balik yang didapatkannya. Baginya pekerjaan ini sangat membosankan karena bertemu orang-orang yang tidak menghargainya. Pada acara reuni dengan teman-teman semasa kuliahnya dulu, ia terlihat lebih tua dari mereka yang bisa jadi akibat kebiasaan dia mengkerutkan otot wajah saat dulu bersitegang dengan klien.

Kisah kedua tentang Ners Diedie yang juga adik kelas Ners Melissa. Ners Diedie menyakini bahwa cara dirinya memperlakukan klien akan berdampak pada apa yang akan terjadi pada dirinya nanti. Dia selalu berupaya agar setiap orang yang berinteraksi dengannya harus merasa nyaman dan kegiatan merawat klien dijadikannya kesempatan untuk mencari banyak relasi. Senyum dan sapaan hangat dia berikan ke setiap orang dan dijadikan kebiasaan harian saat memulai bekerja. Layaknya sahabat, Ners Diedie selalu meluangkan waktunya mengobrol sebentar seputar hoby kliennya. Senyumnya mengembang tulus manakala mengetahui klien yang pertama kali datang dengan berbaring tak berdaya, sekarang mampu berjalan dengan kedua kakinya. Keluarga klien sepertinya juga sangat tahu berterima kasih karena mereka dengan sengaja menunda waktu kepulangan klien di pagi hari supaya dapat pamit langsung pada Ners Diedie yang kebetulan dinas sore. Perkawinan Ners Diedie dengan suami tercinta menjadi sangat meriah dan unik karena mantan-mantan kliennya secara berombongan datang memberikan selamat. Kedamaian hidup sepertinya tercapai karena Ners Diedie merasa nyaman berada di sekeliling orang-orang yang mencintainya.

posting by danismaya
20 maret 2010

character personality building programe

Rekan sejawat....selain berbagi referensi, kami membagi bahan sharing mengenai keyakinan kami bahwa eksistensi profesi Ners dapat dicapai salah satunya dengan memperkuat karakter pribadi ners. Karakter pribadi dgn dasar pemahaman yg paling esensial yang akan mendasari pola perilaku setiap individu ners dalam praktek profesionalnya. Insyaalloh pribadi yg kuat akan menjadi pondasi yg kokoh demi kemajuan kelompok kita. Bahan akan kami postingkan secara bertahap dalam topik yg berbeda-beda tetapi secara keseluruhan merupakan bagian yg tak terpisahkan.... Selamat berjuang....komentar rekan sejawat kami harapkan..terima kasih

PENDAHULUAN

Ners adalah sebuah profesi yang berarti lebih dari sekedar sebuah pekerjaan. Sebuah profesi yang mengedepankan pelayanan kepada kliennya, tetapi juga menjadi sebuah pekerjaan yang diharapkan memberikan kepuasan bagi individu yang menjalaninya. Konflik kepentingan dalam upaya memenuhi kedua kebutuhan peran tersebut harus diselesaikan agar pribadi yang bersangkutan mampu menyelaraskan hidupnya secara harmonis. Keberhasilannya murni bergantung kepada penerimaan dan sikap pribadi Ners dalam mempersepsikan hakikat hidup yang sedang dijalankan.

Mengapa Anda Tidak Menikmati Peran Sebagai Ners ?

Diskusi saya bersama rekan sesama Ners seringkali berujung pada pembahasan yang paling menarik dan panjang yaitu mengenai apakah profesi ners saat ini telah memiliki kemandiriannya atau belum. Perdebatan yang alot biasanya berujung pada kesamaan kesimpulan bahwa sebab belum tercapainya kemandirian profesi ners berasal dari internal profesi sendiri. Bisa berupa hambatan emosional intrapersonal, tingkat pendidikan yang bervariatif sampai organisasi profesi yang seolah berjuang ”sendirian”. Kiranya kita sepakat sangatlah penting untuk menyatukan kekuatan bersama demi terwujudnya cita-cita luhur tersebut.

Ditilik dari segi ilmiah, sebenarnya profesi Ners telah memenuhi ciri esensial struktur suatu profesi. Pertama karena keperawatan merupakan bentuk pekerjaan yang berorientasi pada pelayanan yaitu membantu klien yang tidak mampu berfungsi secara optimal. Alasan kedua adalah praktek keperawatan didasarkan atas teori dan keilmuan yang kokoh yaitu ilmu keperawatan. Ciri ketiga telah memiliki kode etik sebagai hasil Keputusan Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) nomor 09 dalam Musyawarah Nasional VI tahun 2000. Ciri terakhir memang masih harus diperjuangkan yaitu memiliki kewenangan otonomi dengan tanggung jawab dan tanggung gugat. Namun demikian uraian tentang karakteristik profesi tersebut hanyalah akan menjadi teori belaka manakala tidak dimulai dari pembenahan internal. Profesi membutuhkan pengakuan, dan pengakuan hanya terbentuk sebagai suatu produk dari pelayanan. Pengakuan dari masyarakat adalah aktualisasi nyata yang sangat penting bagi keberlangsungan hidup profesi Ners.

Ijinkan saya untuk mengucapkan selamat bagi anda yang saat ini telah memilih profesi Ners sebagai jalan hidup. Di saat profesi lain berkutat dengan setumpuk kertas laporan yang harus diselesaikan, ataupun ketika orang lain bekerja dibalik layar komputer seharian, anda tetap memilih profesi ini supaya selalu dapat menolong orang lain yang sakit agar menjadi lebih baik. Selamat untuk anda karena telah mampu menemukan kepuasan sejati yang anda rasakan saat melihat sembuhnya luka klien yang anda rawat. Atau juga ketika anda menghayati makna ikhlas saat membantu para penderita kanker yang selalu merasa melewati hari-hari mereka dengan berat.

Bersukurlah karena anda telah diberi kesempatan melihat senyum kebahagiaan mereka yang telah anda bantu. Anda dapat secara langsung menilai hasil kesungguhan kerja anda melalui ekpresi wajah mereka. Berbahagialah karena anda telah menemukan hakikat kesuksesan hidup dengan melihat sahabat bahkan orang asing yang tersenyum puas ketika mereka tahu anda selalu siap membantu. .......Yakinilah bahwa anda telah sukses dalam hidup ini. Da’i kondang Abdullah Gymnastiar menyatakan bahwa makna kesuksesan hidup adalah ketika diri ini dapat memberikan keuntungan dan kepuasan pada sebanyak mungkin hamba Allah.........Sungguh perjalanan hidup yang sangat indah. Hidup juga adalah sebuah perjalanan yang memiliki akhir yaitu tujuan hidup itu sendiri.... “Life is a journey, Nursing is a journey and the nurse-patient relationship is a journey !” Hubungan profesional Ners-Klien adalah sebuah perjalanan, begitu yang dikatakan Verna Benner Carson (2000). Interaksi profesional Ners-Klien harus anda temukan sendiri implikasinya terhadap perkembangan anda sebagai pribadi.

Menjadi Ners adalah pilihan hidup dan profesi Ners bukan hanya sekedar pekerjaan. Jalan menanjak penuh tantangan akan anda hadapi bahkan ketika anda baru memulai menjalaninya. Gaji yang kecil bagi peran yang sebenarnya besar, atau prestise yang terasa rendah adalah penyakit kronis yang akan terus menggerogoti keajegan sikap anda. Godaan untuk beralih pada profesi yang bergaji besar dan bergengsi menjadi sangat berat untuk dihadapi. Hal yang manusiawi yang juga dipikirkan setiap orang ketika memulai karir kerjanya. Pada akhirnya hanya perasaanlah yang dapat mengalahkan pikiran. Maka mulailah untuk belajar menerima peran anda sebagai Ners jika benar itu pilihan anda !

Pada awal karir saya menjadi Ners, saya teringat pernyataan sejawat yang terkesan ”tantangan” bahwa tanpa harus memiliki gelar sarjana juga, level D III keperawatan akan mampu memperbaiki kesehatan klien lebih cepat dan lebih baik. Pernyataan itu juga diperkuat dengan fakta semakin banyaknya sejawat alumni Sekolah Perawat Kesehatan (SPK) begitu eksis di masyarakat sebagai mantri, yaitu sebutan Ners di daerah perifer. Mungkin kenyataan itu benar adanya jika hal tersebut melupakan esensi yang sebenarnya dari peran profesi Ners ini. Ingat saudaraku, zaman telah berubah......masyarakat telah banyak yang sadar hukum, iklim demokrasi memunculkan keberanian menggugat terhadap segala hal yang menyimpang.....termasuk penyimpangan wewenang profesi.


Posting 12 Oktober 2009 By Irawan Danismaya


Selamat Hari Raya Idul Fitri 1430 H

Sejalan dengan berlalunya Ramadhan tahun ini Kemenangan akan kita gapai..Dalam kerendahan hati ada ketinggian budi..Dalam kemiskinan harta ada kekayaan jiwa.. Dalam kesempatan hidup ada keluasan ilmu ...Hidup ini indah jika segala karena ALLAH SWT ...Kami Keluarga Besar NECF menghaturkan Selamat Hari Raya Idul Fitri 1430 H Mohon maaf lahir dan bathin

Tingginya Kebutuhan Caregiver di Jepang

Mengingat tingginya minat tenaga perawat lansia di Jepang, Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) berencana membuka program studi baru di bidang keperawatan, khususnya caregiver yang tergabung di dalam Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan.

Tingginya kebutuhan caregiver di Jepang dapat terjadi mengingat begitu tingginya angka harapan hidup di sana, yaitu hingga 89 tahun. Hal tersebut dikemukakan oleh Rektor Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Sunaryo Kartadinata di acara penandatanganan nota kesepahaman proyek kerja sama penyediaan tenaga keperawatan dan caregiver antara UPI, Tokushima Kensyokai College of Health & Welfare, serta Asosiasi Panti Jompo Jepang, Rabu (9/9) di Bandung.

Sunaryo mengatakan, kebutuhan tenaga perawat di Jepang sebetulnya bisa lebih besar lagi, yaitu 10.000 orang. Namun, baru sebagian kecil yang terpenuhi.

Di Jepang, para trainee perawat akan mendapat gaji hingga Rp 18 juta per bulan. Standar gaji ini, menurutnya, relatif lebih tinggi dari jenis profesi lainnya untuk TKI asal Indonesia.

"Dalam dua tahun mendatang kami akan serap 1.000 orang per tahun. Khusus tahun ini, kami mengambil dari Filipina," ucap Wakil Menteri Dalam Negeri dan Komunikasi Jepang Hirohiko Nakamura, yang hadir dalam penandatanganan MoU itu.

Lukman Hidayat - dari berbagai sumber

SAFE COMMUNITY


Gempa berkekuatan 7,3 skala Richter mengguncang Jawa Barat dan sekitarnya pada Rabu (2/9) lalu. Gempa berpusat di kedalaman 30 kilometer di bawah Samudra Indonesia, sekitar 142 km di barat daya Tasikmalaya. Berdasarkan informasi dari media massa elektonik, akibat gempa bumi tersebut merengut korban jiwa sedikitnya berjumlah 73 orang. Sementara, korban luka-luka di seluruh tempat di Jawa Barat terdata 900 orang. dan warga mengalami kerugian yang tidak sedikit. Adapun rumah rusak yang terdata hingga kini lebih dari 170 ribu. Perinciannya, 64.171 rumah rusak berat dan 114.599 rusak ringan. Menurut Sigit, rumah rusak paling banyak terdapat di Tasikmalaya dengan jumlah 11.666 rusak berat dan 30.235 rusak ringan

Untuk itu, kita perlu mengetahui persiapan dan langkah yang harus dilakukan saat menghadapi gempa agar terhindar dari runtuhan perabotan dan bangunan.

Persiapan Sebelum Terjadi Gempa

1. Merenovasi ulang struktur bangunan tempat tinggal
2. Memperhatikan letak pintu, lift, dan tangga darurat di lingkungan tempat tinggal dan tempat kerja, serta tempat yang memungkinkan aman untuk berlindung ketika terjadi gempa.
3. Belajar melakukan P3K dan mengetahui bagaimana menggunakan Pemadam Kebakaran
4. Mencatat nomor telpon penting yang dapat dihubungi pada saat terjadi gempa
5. Perabotan seperti, lemari dan cabinet diatur menempel pada dinding dengan cara di paku atau diikat untuk menghindari jatuh atau bergeser pada saat terjadi gempa.
6. Simpanlah bahan yang mudah terbakar ditempat yang tidak mudah pecah, agar terhindar dari kebakaran.
7. Usahakan meletakkan benda yang berat sedapat mungkin berada pada bagian bawah.

Tindakan Saat Terjadi Gempa

Berada didalam ruangan/bangunan :
1. Bila berada di dalam bangunan, berlindunglah di bawah meja yang besar dan kokoh. Karena semakin besar bendanya, maka semakin kuat benda tersebut dan semakin kecil kemungkinannya untuk terluka akibat reruntuhan.
2. Selain itu, Doug Copp, Kepala Penyelamat dan Manajer Bencana dari American Rescue Team International (ARTI), tim penyelamat paling berpengalaman di dunia, sangat menyarankan untuk berlindung di samping suatu benda seperti di samping sofa, di samping benda besar yang kemungkinan akan remuk sedikit tapi menyisakan ruangan kosong di sebelahnya. Contohnya jika anda berada di tempat tidur pada saat gempa terjadi, bergulinglah ke samping tempat tidur, atau berbaring meringkuk di sebelah sofa atau kursi besar.
3. Bila tidak ada, lindungilah kepala dengan bantal atau benda lainnya.
4. Jauhi rak buku, almari dan jendela kaca.
5. Jangan berdiri di belakang pintu saat terjadi gempa, karena pintu tersebut dapat rubuh ke depan atau ke belakang dan anda akan tertimpa langit-langit di atasnya.
6. Berlari keluar bangunan apabila masih dapat dilakukan.
7. Jika gempa cukup kuat jangan gunakan tangga, karena tangga memiliki "momen frekuensi" yang berbeda, sehingga tangga akan berayun terpisah dari bangunan utama. Tangga akan menjadi bagian bangunan yang paling mungkin untuk rusak.

Berada di luar bangunan :
1. Jauhi bangunan tinggi, dinding, tebing terjal, tiang listrik, papan reklame, pohon yang tinggi, dsb untuk menghindar dari tertimpanya benda-benda tersebut.
2. Usahakan dapat mencapai daerah yang terbuka seperti lapangan.
3. Jangan berhenti di atas jalan layang atau dibawah jembatan/kolong tol.
4. Bila getaran gempa kuat, keluarlah dari dalam kendaraan, karena orang-orang yang berada di dalam kendaraan akan tertimpa reruntuhan bahan bangunan tinggi atau jalanan di atasnya runtuh dan akibatnya meremukkan kendaraan seperti yang terjadi pada lantai-lantai jalan tol

(Lukman Hidayat dari berbagai sumber)

Kesehatan dan pelayanan kesehatan adalah “Hak azasi”, dimanapun kita berada kita akan mendapat pelayanan kesehatan
dalam keadaan gempa seorang profesi kesehatan harus mampu bertindak bagaimana menyelamatkan korban sebanyak banyaknya sehingga peran aktif masyarakat dan profesi kesehatan dalam keadaan bencana sangat diperlukan

salah satu upaya untuk meningkatkan pemahaman profesi kesehatan tentang kegawatdaruratan maka didalam weblog ini kami Upload materi tentang kegawatdaruratan, antara lain :

  • Abortus
  • Air & Elektrolit (Disorder of Water & S.)
  • Airway & Breathing Management
  • Algoritma Penatalaksanaan Kejang
  • Ambulans
  • Asfiksia
  • Aspek Hukum Kegawatdaruratan
  • Asthma Bronchiale
  • Bersama-sama melawan SARS
  • Circulation
  • Dengue Syok Syndrome Pada Dewasa
  • Diare
  • Elektrokardiografi
  • Emergensi Psikiatri
  • Fibrilation Treatment
  • Gagal Nafas
  • Gestosis
  • Hak & WAJIB Pasien, Prw., Dr. & RS.
  • Hak Dan Kewajiban Perawat & Bidan
  • Hematemesis Melena
  • Initial Assessment
  • Initial Assessment and Management in Trauma
  • kegawatdaruratan bidang ilmu penyakit dalam
  • kegawat daruratan dalam bidang obstetri
  • kegawatan bedah
  • Kegawatan pada Kehamilan dan Persalinan
  • Kejang Demam
  • Kelainan tempat kehamilan
  • Koma metabolik
  • Luka Bakar
  • Managemen Sepsis Neonatorum
  • Mechanical_Ventilation
  • Mekanisme Kerja Ventilasi Mekanik
  • Pain Management in Paediatric Patient
  • Pemeriksaan Klinis Neonatus
  • Penanganan Eksaserbasi Akut Pada Bayi Dan Anak
  • Penanganan Koma Pada Anak
  • Penanggulangan Nyeri Pascabedah
  • Penatalaksanaan Kejang
  • Pengalaman Pengelolaan Demam Berdarah Dengue
  • Pengelolaan Emergensi Penderita Cedera Kepala
  • Peningkatan Mutu & Pelayanan Penanganan Gawat Darurat
  • Pernyataan Mati & Pengakhiran Resusitasi Jangka Panjang
  • PGD Resusitasi Neonatus
  • Pneumothorax
  • PP ASPEK Legal Dan Etika Penanganan Penderita Gawat Darurat
  • Prinsip Dasar PPGD
  • Prinsip pengelolaan luka bakar
  • Resusitasi jantung paru
  • Safe Community
  • Sepsis Bakterialis
  • serangan sianosis
  • Sirs, sepsis and shock
  • Sistemic inflammatory respons syndrome (sirs), sepsis and septic shock in childhood
  • Sistim Informasi Pelayanan Gawat Darurat
  • Stress Response to Surgery and Trauma
  • TATA KERJA DI U.G.D.
  • Tatalaksana distres pernafasan dan gagal nafas akut
  • Teori prinsip ventilasi mekanik
  • The Role of the Gut in Systemic Inflammation and Infection
  • trauma abdomen
  • Trauma toraks
  • Trauma Tulang Belakang & Ekstremitas





SELAMAT MENJALANKAN IBADAH SYAUM

Keluarga Besar NECF "Nurse Educator Community Foundation" mengucapkan SELAMAT MENJALANKAN IBADAH SYAUM....

MISI & VISI NURSE EDUCATOR COMMUNITY FOUNDATION

MISI & VISI
NURSE EDUCATOR COMMUNITY FOUNDATION
Visi
Menjadikan Yayasan Komunitas Perawat Pendidik sebagai wadah character personality building bagi komunitas Ners agar memiliki spirit long life education demi mendukung pengembangan keilmuan dan praktek profesional keperawatan

Misi
1. Memupuk sikap dan kemampuan berpikir kritis sebagai seorang peneliti bagi setiap anggota komunitas Ners
2. Membangun komunikasi lateral dalam upaya menciptakan lingkungan pembelajaran yang efektif bagi proses internalisasi peran profesi Ners melalui program link and match antara institusi pendidikan keperawatan dengan institusi pelayanan kesehatan
3. Menjadi partner masyarakat dalam upaya-upaya promosi di bidang kesehatan
4. Menempatkan diri sebagai Lembaga Pendidikan Keterampilan Terapan (LPKT) yang berhasil guna
5. Membangun rasa profesionalisme anggota komunitas dalam semangat kebersamaan dan kekeluargaan
6. Membangun kepuasan dan kesejahteraan personal dalam karier profesional sebagai Ners bagi setiap anggota komunitas

Nurse Educator Community Foundation

Nurse Educator Community Foundation

didirikan di kota kecil nan indah "sukabumi" yang menjadi saksi munculnya inspirasi kami untuk terus mencoba ikut mencerdaskan bangsa indonesia ..viva

Materi Terbaru (di upload 14 Agustus 2009)

Materi Terbaru (di upload 14 Agustus 2009)
Klik http://kedokteran-keperawatan-kebidanan.blogspot.com/


Asuhan Keperawatan Medikal Bedah :

1.Asuhan Keperawatan Dengan Gangguan Sistem Kardiovaskuler Akibat Gagal Jantung

2.Asuhan Keperawatan Dengan Benigna Prostat Hipertropi (BPH)

3.Asuhan Keperawatan Dengan Gangguan Sistem Pencernaan Akibat Gastritis Akut

4.Asuhan keperawatan Dengan Gastroenteritis Akibat Infeksi Bakteri Escherichia coli

5.Asuhan Keperawatan Dengan Post Herniotomy Akibat Hernia Inguinalis Lateral

6.Asuhan Keperawatan Dengan Post Laparatomy

7.Asuhan Keperawatan Pada Gangguan Sistem Pernapasan Akibat Asthma Bronchiale

Materi Terbaru (di upload 27 Juli 2009)

Materi Terbaru (di upload 27 Juli 2009)
http://kedokteran-keperawatan-kebidanan.blogspot.com/

KUMPULAN ASUHAN KEPERAWATAN ANAK

Asuhan Keperawatan Pada Anak Dengan BBLR
Asuhan Keperawatan Pada Anak Dengan Diare
Asuhan Keperawatan Pada Anak Dengan Gangguan Sistem Pencenaan akibat thypus Abdominalis
asuhan keperawatan pada Anak dengan pneumonia
asuhan keperawatan pada bayi dengan Hiperbilirubin
Asuhan Keperawatan Pada Dengan KEP (Kurang Energi Protein)
Asuhan Keperawatan Padadengan Gangguan Sistem Pernapasan

Materi Terbaru (di upload 26 Juli 2009)

Materi Terbaru (di upload 26 Juli 2009)
http://kedokteran-keperawatan-kebidanan.blogspot.com/

KUMPULAN ASUHAN KEPERAWATAN MATERNITAS

Asuhan Keperawatan Post Partum Spontan Atas Indikasi Partus Lama Retentio Plasenta
Asuhan Keperawatan Post Partum Sectio Cesarea Atas Indikasi Partus Lama
Asuhan Keperawatan post sectio caesarea atas indikasi IUFD
Asuhan Keperawatan post sectio caesarea atas Ketuban pecah dini
Asuhan Keperawatan post sectio caesarea atas indikasi Letak Sungsang
Asuhan Keperawatan Dengan Ekstraksi Vakum Atas Indikasi Partus Lama
Asuhan Keperawatan Post Partum Sectio Cesarea Atas Indikasi Plasenta Previa

Materi Terbaru (di upload 19 Juli 2009)

Materi Terbaru (di upload 19 Juli 2009)

Keperawatan :
1.Anxiety Management in Adult Day Surgery A Nursing Perspective
2.Get Well At Home (Natural healing Remedies

Kedokteran :
1.ABC of Resuscitation
2.Handbook of Skin Diseases

Materi Terbaru (di upload 16 Juli 2009)

http://kedokteran-keperawatan-kebidanan.blogspot.com/

Kedokteran :

1. Fundamental Nursing Skills
2. Advanced Clinical Skills for GU Nurses
3. Delmar's Pediatric Nursing Care Plans - 3rd Ed.
4. Nursing Practice in Multiple Sclerosis - a Core Curriculum
5. The Emotionally Intelligent Nurse Leader

Serba Serbi :
1. English Grammar - A University Course 2006.

Kebidanan
1. Becoming a Midwife in the 21st Century

Materi Terbaru (di upload 13 Juli 2009)

Kedokteran :
1. Buku Latihan Praktikum Cestoda

Serba Serbi :
1. Latihan Soal CPNS 1
2. Latihan Soal CPNS 2
3. Latihan TOEFL

Materi Terbaru (di upload 12 Juli 2009)

Keperawatan :
1.Creative Teaching Strategies for the Nurse Educator
2.Cox's Clinical Applications of NURSING DIAGNOSIS

Kebidanan :
1.Reproductive Endocrinology & Infertility

Materi Terbaru (di upload 11 Juli 2009)

Klik http://kedokteran-keperawatan-kebidanan.blogspot.com/

Keperawatan :

E-Book Keperawatan

1.Nursing Knowledge Development & Clinical Practice
2.The Nature of Theoretical Thinking in Nursing
3.Essential of Internet Use in Nursing
4.Geriatric Nursing Growth of a Specialty
5.Respiratory Nursing

Materi Terbaru (di upload 10 Juli 2009)

Kebidanan :

1.Amnioinfusi
2.Bedah Janin Intrauterin
3.Abortus Spontan Berulang
4.Kehamilan Ektopik
5.Persalinan Preterm
6.Kehamilan Lewat Bulan
7.Hambatan Pertumbuhan Janin

Keperawatan :

1. Curriculum Development in Nursing Process and Innovations

“FUTURE HEALTH EDUCATION TODAY”

Pemanfaatan teknologi untuk aplikasi kedokteran, keperawatan dan profesi kesehatan lainnya diluar negeri sudah menjadi trend, sebagai ilustrasi seorang dokter, perawat dan profesi kesehatan lainnya dapat memiliki ratusan text book kesehatan didalam komputer

Konsep tersebut merupakan sebuah terobosan baru yang juga dapat diterapkan di institusi pendidikan & secara nyata dapat diimplementasikan dengan membuat sebuah perpustakaan dengan komputer sebagai media untuk meng-akses buku. Dilingkungan institusi pendidikan konsep virtual library akan sangat membantu mahasiswa dalam mengakses referensi yang dibutuhkan dengan cepat